Orang Tua Murid yang Berdaya Saing

Kita tergoda agar anak kita bisa membaca sebelum waktunya. “Eh.. anak saya sudah bisa baca tulis loh,” ucapan yang saya sering dengar dari mereka yang anaknya baru satu atau dua bulan masuk TK. Bagi sebagian besar orang tua, bisa membaca tulis di usia sangat belia adalah indikator berdaya saing. Jadi, kalau ada anak yang sudah berbulan-bulan di TK dan belum bisa baca tulis, berarti tidak berdaya saing.

Baru saja membaca presentasi Menteri Pendidikan, Pak Anies Baswedan. Beberapa point yang dipaparkan menurut saya bukan hal baru dan sudah sering diadvokasi oleh para pemerhati dan aktivis pendidikan, seperti mengembalikan persekolahan menjadi taman, tempat belajar yang menyenangkan, mengevaluasi sistem ujian nasional atau menghilangkan penyeragaman dalam pendidikan.

Tapi ada hal-hal kritis yang mungkin layak mendapatkan perhatian kita. Misalnya, mengubah paradigma pendidikan “berdaya saing” menjadi pendidikan “mandiri dan berkepribadian”. Sebagai orang tua murid, saya menyambut baik perubahan paradigma ini, apalagi bila dibarengi dengan pengurangan beban akademik dan peningkatan pendidikan karakter. Namun, perubahan paradigma ini harusnya terjadi di level orang tua terlebih dahulu. Bukan institusi sekolahnya atau guru. Kenapa?

Yang telah terjadi selama ini, justru orang tua yang terpicu dan berlomba-lomba berdaya saing demi sang anak. Kita sebagai orang tua terdorong mengirim anak-anak ke sekolah tertentu yang bergengsi. Yang berlabel sekolah favorit atau ada sisipan kata “international” di sekolah itu. “Investasi demi masa depan anak,” ungkapan umum para orang tua.

Orang tua juga mendapatkan tekanan sosial dari lingkungan sekitar. Kita terpengaruh untuk mengirimkan anak ke berbagai bimbingan belajar setelah jam sekolah, mengikuti tren teman-teman satu kelas anak kita yang les disana dan disini. “Supaya tidak tertinggal pelajaran,” begitu alasan para orang tua.

Kita tergoda agar anak kita bisa membaca sebelum waktunya. “Eh.. anak saya sudah bisa baca tulis loh,” ucapan yang saya sering dengar dari mereka yang anaknya baru satu atau dua bulan masuk TK. Bagi sebagian besar orang tua, bisa membaca tulis di usia sangat belia adalah indikator berdaya saing. Jadi, kalau ada anak yang sudah berbulan-bulan di TK dan belum bisa baca tulis, berarti tidak berdaya saing. Ah, tenang, bimbingan belajar di kota-kota besar sekarang bukan cuma untuk anak usia sekolah saja. Yang masih TK pun ada les tambahan. Itu fakta!

Jadi, salah satu hambatan utama perubahan paradigma ini adalah kita para orang tua. Ya, kita sebagai orang tua masih memiliki dan memelihara mindset berdaya saing. Dan saya adalah salah satu diantara mereka, orang tua yang masih memelihara mindset berdaya saing itu.

Presentasi Anies Baswedan dapat diunduh disini

catatan: featured image diambil dari presentasi Pak Anies Baswedan

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *