Tidak sulit rasanya untuk menyukai lagu pop dan mengenali artisnya, entah lagu itu bergenre Korean Pop, hip hop, rock, metal atau dangdut. Yang pasti, ukurannya jumlah hit di youtube, penjualan kaset atau CD, poster para artisnya bertebaran, dan lagu-lagunya hinggap di top ten tangga lagu-lagu di berbagai radio atau televisi.
Tapi kenalkah anda dengan band satu ini yang judul band-nya pun terasa aneh meski musiknya tidak bisa dibilang sepele. Mereka menyebut diri sebagai “Payung Teduh”. Band yang beranggotakan 4 orang dan terbentuk pada tahun 2007 lalu ini ternyata lahir dari kantin Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Bukankah bagi mahasiswa, kantin adalah tempat yang asyik untuk nongkrong dan bersenandung. Tidak banyak yang mengenal Payung Teduh pastinya, kecuali segmen tertentu di masyarakat kita yang mungkin jenuh dengan gebyar musik pop beserta tradisi alay-nya itu. Perbandingan sederhana saja, akun twitter @payungteduh yang diikuti 23 ribuan follower dibandingkan follower akun Agnes Monica yang mencapai 8,8 juta orang. Eh… by the way, 23.000 follower itu lumayan banyak loh ya.
Dalam manifesto mereka, Payung Teduh menyatakan tidak memiliki batasan dalam bermusik. Genre mereka adalah genre Payung Teduh, mungkin semacam adukan antara keroncong, jazz dan alunan nada era tahun 60an. Coba saja nikmati salah satu lagu mereka ini, semacam obat penawar dahaga ditengah badai musik pop Indonesia yang mulai kehilangan jati diri.