Salah Satu Strategi Menuju Desa ODF (Open Defecation Free)
Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, mencoba terobosan baru dengan memfasilitasi pembentukan 4 kelompok usaha bersama (KUB) yang bergerak dibidang pemasaran sanitasi. Keempat kelompok usaha bersama atau KUB itu berlokasi di Desa OeEkam, Nusa, Neke dan Bijaepunu.
Pertemuan konsolidasi dilaksanakan pada Pertenganan Bulan Juni 2011 lalu, dengan melibatkan beberapa anggota masyarakat yang memiliki kecakapan dalam membuat alat-alat sanitasi dari empat desa tersebut. Selain itu, pihak sanitarian puskesmas juga dilibatkan sehingga mempermudah pendampingan dan monitor-ingnya. Pembentukan dan penyusunan rencana kerja KUB dilaksanakan di masing-masing desa dengan did-ampingi tim fasilitator kabupaten, kecamatan dan Puskesmas. Antusiasme masyarakat terlihat ketika pembentukan KUB dan proses penyusunan rencana kerja berlangsung.
Setelah proses pembentukan, setiap KUB memulai proses produksi sarana sanitasi. Untuk sementara, karena keterbatasan alat dan bahan, produksi masih difokuskan pada pembuatan kloset leher angsa. Setiap KUB diberikan bantuan alat cetakan kloset leher angsa dan bahan baku untuk produksi 50 unit kloset, seperti pasir, kerikil, semen dan cat. Setiap KUB juga difasili-tasi kelengkapan administrasi, seperti buku kas, buku kuitansi dan lainnya.
Dari sisi pemasaran, Dinas Kesehatan TTS men-dampingi pembuatan dan pencetakan leaflet bagi 4 KUB tersebut. Leaflet ini dijadikan alat promosi untuk memperkenalkan hasil produksi KUB kepada masyara-kat luas. Leaflet disebarkan diberbagai kantor desa, kecamatan, puskesmas dan tempat-tempat ibadah. Selain itu beberapa anggota KUB yang bertugas me-masarkan juga giat berkeliling door to door untuk menjajakan barang dagangannya.
Beberapa kali pertemuan penguatan kapasitas juga dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan kepada KUB. Se-tiap personil KUB diberikan pelatihan yang sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Ada pelatihan pembukuan dan pencatatan yang bertujuan agar semua aktifitas produksi dan pemasukan keuangan terkontrol. Anggota KUB juga dilatih untuk mampu memasarkan produksinya, baik melalui metode pemasaran langsung maupun tidak langsung.
Dalam pantauan Dinas Kesehatan TTS, produksi dan penjualan kloset tidak merata di empat KUB tersebut. “Ada beberapa KUB yang sangat aktif dan berhasil menjual klosetnya,” ungkap Steven Taous, staff Dinas Kesehatan TTS yang ikut memafasilitasi KUB Desa Nusa. “Saya yakin KUB ini bisa berkembang menjadi sumber pendapatan bagi kami, selain memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ungkap Zet Nenom-nanu ketua KUB Desa Nusa. Menurutnya, hasil penjualan kloset, dana kas KUB telah terkumpul tidak kurang dari Rp. 750.000. “Bahkan pesanan dari desa tetangga sudah mengalir masuk, kami baru saja menerima pesanan 50 unit kloset,” imbuh Zet.
Kegiatan pemasaran sanitasi di Kabupaten TTS ini baru rintisan dan masih bisa dikembangkan lagi. “Kami berniat untuk mengembangkan KUB ini tidak sekedar menjual kloset, namun juga menjual produk satu pa-ket jamban,” demikian angan-angan Zet sang ketua KUB Desa Nusa. Tidak mudah untuk melakukan itu, namun dengan komitmen dan kerja keras, bukan tid-ak mungkin mewujudkannya.
Peluang untuk meningkatkan usaha bisnis jamban ini memang terbuka. Pemerintah Kabupaten TTS sudah mencanangkan diri untuk mewujudkan seluruh masyarakatnya stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) pada Tahun 2015. Berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan STBM di Kabupaten TTS pun juga banyak, seperti PLAN Indonesia, Pamsimas, Church World Service (CWS). Namun pendampingan kepada KUB ini perlu terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui sanitarian ditingkat puskesmas.