FIKSI

Fiksi

Duh, sudah lama tidak nge-blog bikin otak jadi tumpul. Bikin tulisan apa ya kali ini. Hmmm…. Oke, saya coba mereview film Indonesia yang beberapa waktu lalu sempat saya pinjam dari tempat VCD rental langganan. Judul film-nya, FIKSI. Heheheheh… apa sih yang bukan fiksi dari sebuah film.

Film karya Mouly Surya ini pada beberapa menit awal berjalan sangat lamban dan terkesan berpuitik dari musik latarnya. Alisha (cantik nian Ladya Cheryl ini) adalah seorang gadis yang terkurung di rumah mewah ayahnya yang jendral dan ketahuan berselingkuh itu. Di rumahnya, hanya ada Bu Tuti (Pemain kawakan Rina Hassim) dan supir brengosan yang mantan intelejen kelas tinggi tapi teledor karena bisa kehilangan si Alisha.

Film ini saya kategorikan bergenre drama “psikopat” karena dibalik kecantikan dan kelimpahan harta yang dimiliki ayahnya ternyata Alisha adalah pembunuh berdarah dingin. Bahkan Alisha merasa membantu menyelesaikan persoalan dengan membunuh orang.

Menyaksikan detail film ini, saya rasa Mouly Surya si sutradara punya cara yang bagus untuk mendramatisasi situasi dalam kilasan adegan yang cepat untuk kemudian ditegaskan dengan latar musik yang suram. Kalau gak salah dalam NLP disebut sebagai anchoring ya. Weks… kok malah bahas NLP sih.

Film FIKSI sangat baik untuk asupan gizi artistik audio visual masyarakat Indonesia. Apalagi ditengah gempuran film-film bergenre horor gak lucu dan roman picisan. Gak salah kalau FIKSI akhirnya dapat penghargaan sebagai film terbaik peraih piala citra dalam Festival Film Indonesia. Sebuah perhargaan tertinggi bagi insan perfilman di Indonesia.

Coba deh nonton! Apalagi ketika Alisha berobsesi untuk mengejar Bari sampai dibela-belain tinggal di rumah susun. Rumah susun adalah pintu masuk yang cantik bagi “konflik” karena didalamnya tinggal ratusan bahkan ribuan jiwa dengan keunikannya masing-masing. Bagai mozaik yang berserakan dimana setiap kepingnya punya makna. Itulah Bari yang berusaha memberikan makna pada setiap penghuni rumah susun. Ada pasangan gay yang sekaligus anak dan ayah, seorang perawan tua yang hidup dengan puluhan kucing, dan segala jenis persoalan didunia dapat dilipat, disimpan, ditulis dan dipublikasikan disetiap kamar di rumah susun.