Bagi kawan-kawan yang hidup dan tinggal di Jawa atau wilayah lain Indonesia yang lebih “well developed”, transportasi umum bukanlah masalah besar. Namun bagaimana bagi mereka yang tinggal dipelosok wilayah Indonesia lainnya yang belum terjamah pembangunan massif, transportasi umum tentunya menjadi persoalan tersendiri. Di Provinsi Nusa Tenggara Timur misalnya, dimana transportasi umum adalah permasalahan yang belum tuntas. Moda transportasi di beberapa kabupaten di salah satu provinsi termiskin di Indonesia ini sangat jauh dibawah standar kelayakan, jika dilihat tingkat keamanan, kenyamanan, ketepatan waktu dan harga tentunya. Berikut ini beberapa foto dan esai singkat yang dapat “bercerita” tentang bagaimana kondisi transportasi umum di NTT.
Pesawat Terbang
Pesawat Terbang merupakan moda utama untuk mengangkut orang yang berpergian antar pulau. Bisa dimaklumi karena struktur geografis Provinsi NTT yang berpulau. Namun sayangnya, walaupun naik pesawat terbang dengan pramugari cantik didalamnya, manajemen yang digunakan adalah manajemen angkot. Kadang berubah rute dan jadwal seenaknya sendiri, bahkan saya sempat “ditinggal” pesawat beberapa kali.
Kapal Laut dan Ferry Cepat
Kapal laut besar sekelas Kapal Motor Sirimau atau ferry cepat antar pulau juga menjadi andalan masyarakat untuk berpergian dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan pesawat. Foto dibawah memperlihatkan bagaimana porter atau buruh angkut bagasi yang berebut masuk kapal, walau belum sepenuhnya merapat di dermaga.
Taxi Laut
Taxi laut umumnya hanya melayani angkutan penumpang dan barang antar pulau utama dengan pulau kecil disekitarnya. Istilah taxi laut saya temui di Kota Ende untuk menyebutkan kapal motor kayu dengan rute pulang pergi Kota Ende yang berada didaratan Pulau Flores menuju Pulau Ende. Seperti juga di Pulau Flores,taxi laut semacam ini juga ditemui di Pulau Alor yang melayani rute Kalabahi menuju Bakalang atau daerah lainnya. Dibeberapa lokasi yang tidak memiliki dermaga, maka sebuah sampan kecil menjadi alat angkut perantara dari Taxi menuju daratan. Disinilah tantangannya. Salah melangkah, badan bisa basah kuyup. Oh ya, karena Taxi laut menjadi pilihan satu-satunya alat angkut antar pulau kecil ini, maka terkadang apapun juga diangkut oleh Taxi Laut ini, termasuk sepeda motor. Mari kita lihat rupa-rupa Taxi laut.
Bis Kayu
Namanya Bis Kayu. Sebenarnya adalah truk biasa yang dimodifikasi bak belakangnya. Diisi dengan kursi berjajar dan atap pelindung, maka jadilah ia moda transportasi yang populer di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Terkadang isinya – manusia tentunya – meluap penuh dan bergantungan dibelakang. Sebuah tindakan yang membahayakan. Tapi mau bagaimana lagi? Untuk menunggu bis kayu selanjutnya tentu bukan dalam ukuran menit.
Panser
Istilah Panser terdapat di Kabupaten Alor. Panser yang ini bukanlah kendaraan perang milik militer yang dilengkapi dengan persenjataan berat. Panser versi masyarakat Alor adalah sebutan untuk kendaraan jenis Jeep yang memiliki roda penggerak ganda, depan dan belakang. Kondisi jalan yang rusak parah dan medan yang bergunung ditambah trase jalan dengan liukan tajam turun serta naik, membuat mobil jenis inilah yang paling layak untuk dijadikan sarana angkutan. Panser tentunya harus dimodifikasi agar cukup menampung penumpang dan barang sebanyak-banyaknya. Setidaknya satu panser bisa menampung 10 orang lebih. Wow, ditaruh dimanakah mereka? Lihat saja foto foto berikut ini.
6 thoughts on “Rupa-rupa moda transportasi di Nusa Tenggara Timur”