Pulau Ende yang Luar Biasa!
Lomba Media Promosi PHBS di Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende
Rangkaian tulisan dan gambar dengan warna-warna terang yang kontras terlihat dengan jelas dari atas perahu motor yang melaju dipelipir pantai Pulau Ende. Tulisan dan gambar itu ditoreh diatas dinding batu yang diplester halus dan diberikan warna warna bernuansa eye catching, sehingga menggoda setiap orang untuk melihat dan membacanya. “Ari Kae Mae Tai Re Mau Aurat Kita Ata Tei Miu Iwa Mea?” Salah satu tulisan dipantai Dusun Paribajo, Desa Redodori itu artinya, ”Saudara-saudari, jangan buang tinja di pantai, aurat kita dilihat orang. Tidak Malukah, anda?”
Sementara itu di Dusun Tanjung, Desa Rendoraterua terdapat pesan yang mengutip Al Quran atau hadist Nabi. Misalnya, hadis yang menyatakan bahwa, ”kebersihan itu adalah sebagian dari iman.” Pesan tambahan pada tugu pengumuman itu adalah, ”Jagalah Kebersihan Lingkungan Dengan Tidak Membuang Hajat dan Sampah Di Sepanjang Pantai.”
“Luar biasa!” Ya, ’luar biasa’ adalah kata yang tepat untuk menggambarkan upaya masyarakat 7 desa di Pulau untuk merubah perilakunya. Masyarakat di Desa Aejeti, Rorurangga, Puutara, Padarape, Rendoraterua, Ndoriwoi, dan Redodori di Kecamatan Pulau Ende kini selangkah lebih maju dari tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang bulan Februari hingga Maret 2009, masyarakat di 7 Desa di Pulau Ende ini menyelenggarakan perlombaan Media Promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). ”Media Promosi PHBS dipilih karena dianggap bisa menjadikan alat untuk menyampaikan pesan-pesan yang menggugah masyarakat untuk peduli dan mau merubah perilakunya,” demikian disampaikan oleh Petrus H. Djata, penanggung jawab operasional kegiatan Dinas Kesehatan untuk program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan kerjasama Pemerintah Kabupaten Ende dengan UNICEF.
Menurut Piet, panggilan akrab Petrus H. Djata, isi pesan dan tulisan digali dari permasalahan kesehatan lingkungan yang ada disetiap dusunnya. Sehingga isi dan tulisan promosi PHBS disetiap dusun berbeda dengan dusun lainnya. ”Isi pesan dalam Media Promosi PHBS pada dusun yang masyarakatnya masih banyak melakukan praktik buang air besar sembarangan, pasti berbeda dengan dusun yang masyarakatnya sudah banyak memiliki dan menggunakan jamban,” terang Piet dengan bersemangat. Pria yang biasa dipanggil dengan sebagai, Pua Haji Djata oleh masyarakat Pulau Ende ini berupaya agar Pulau Ende bisa menjadi Serambi Mekah di Indonesia setelah Aceh. Disebut sebagai Serambi Mekah, bukan hanya karena 100% masyarakat Pulau Ende adalah pemeluk agama Islam, namun juga karena lingkungannya yang bersih dan sehat.
”Kegiatan lomba media PHBS ini merupakan rangkaian dari berbagai-kegiatan lain yang khusus ditujukan untuk merubah perilaku masyarakat di Pulau Ende agar bisa mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat yang lebih baik,” demikian disampaikan Dahlan, Camat Pulau Ende dengan antusias. Dahlan kemudian menceritakan beberapa kegiatan lain yang sudah dilakukan, antara lain pelatihan promosi PHBS pada tokoh agama, mubaligh dan ustad, penyusunan peraturan desa mengenai air minum dan penyehatan lingkungan, hingga arisan jamban. ”Kegiatan perlombaan media ini, semakin meyakinkan kami masayrakat Pulau Ende untuk terus dan semakin meningkatkan pola hidup bersih dan sehat serta menjaga pelestarian dan sanitasi lingkungan di wilayah kecamatan ini,” tambahnya.
Ayub, salah seorang dari 4 fasilitator pemberdayaan masyarakat di Pulau Ende menjelaskan bahwa perlombaan promosi melalui media dilaksanakan dengan metode partisipatif. Masyarakat pada satu dusun, diajak duduk bersama untuk mengidentifikasikan persoalan berkaitan kesehatan lingkungan yang dialaminya. “Masyarakat terlibat aktif mulai dari perencanaan, pembangunan media promosi hingga pengawasan paska pembangunan,” terang Ayub. Pengawasan dimaksudkan untuk melihat seberapa efektif media PHBS tersebut mempersuasi masyarakat untuk berubah dan menjadi lebih baik.
Berdasarkan penilaian Tim Juri Lomba Media Promosi PHBS ini, dari 19 dusun yang tersebar di 7 Desa wilayah Kecamatan Pulau Ende, yang mengikuti perlombaan, semua media promosinya dibuat dengan cukup menarik. “Ada larangan Buang Air Besar sembarangan yang menggunakan bahasa setempat disertai gambar, ada yang menggunakan bahasa arab, juga larangan dimaksud dikaitkan dengan pesan-pesan Al-Quran,” ungkap Piet, yang juga anggota tim juri ini. Dia menambahkan bahwa, “media-media ini dibangun diberbagai lokasi. Ada yang dipinggir pantai, ada yang dipintu masuk dusun dan ada juga ditengah kampung.”
Hasil penilaian juri lomba media PHBS menyatakan bahwa Juara pertama diraih oleh Dusun Ekoreko, Desa Rorurangga. Sementara juara kedua adalah Dusun Tanjung, Desa Rendoraterua dan juara ketiga Dusun Paribajo, Desa Redodori.
19 thoughts on “Pulau Ende yang Luar Biasa!”