Menentukan dengan hati itu tidak mudah. penuh pertimbangan dan nalar kritis utk menentukan pilihan.. sedangkan “gangguan” sana sini begitu byk mengganggu arah langkah kita. kenapa pada akhirnya saya memilih jokowi.
- Sebenarny musuh nyata kita yg sebenarnya bukanlah asing seperti yg digambarkan kapal perang malaysia, pencaplokan sebatik, dll.. akan tetapi bangsa kita sendiri yg merongrong negara ini, musuh kita adalah orang2 di sekitar kita yg tdk memiliki kemampuan tetapi krn faktor x diberi amanah memegang suatu jabatan, musuh kita adalah orang2 rakus yg hanya mementingkan dirinya sendiri.
- Alasan kedua saya adalah: perempuan itu tdk mau repot.. yg penting gaji naik, hidup layak, kebutuhan inti tercukupi. istri kita refleksi dr sederhananya memaknai hidup. jd saat pencoblosan.. sy lirik istri mencoblos apa.
- Tadi malam saya begadang d rmh salah satu teman… orangnya “biasa sj” artinya tdk cakap, tdk pandai… tp dia memiliki jabatan penting d kedinasan.. diurus2.. smua jabatan diperjualbelikan.. dan program jokowi memberi ksempatan orang2 cakap dan kompeten melalui lelang jabatan. jd orang macam sy sedikit byk ada ksempatan jikalau memang mampu.
- Maka dengan pertimbangan itu saya memilih JOKOWI. siapapun presidennya kita harus bisa menghargai keputusan rakyat banyak.
Catatan:
Tulisan diatas ditulis oleh seorang kawan dekat saya, ketika bangsa Indonesia sedang melaksanakan hajat besar, pesta demokrasi, untuk memilih presiden yang akan menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono.
Melihat opini-opini yang dilontarkannya di dinding akun facebooknya, awalnya saya mengira dia pendukung fanatik Prabowo. Namun, saya kaget ketika menerima testimoni ini.
Melalui pesan yang disampaikan ke kotak surat akun facebook saya, ia mengungkapkan segalanya. Tulisan diatas adalah curahan isi hatinya. Tidak banyak yang berani mengungkapkan “keberpihakannya” kecuali dibalik bilik suara. Apalagi ditengah-tengah masyarakat yang sudah keruh dengan isu dan fitnah, sehingga sulit memisahkan rasio dan emosi.
Salut untuk kawan saya ini, dia akhirnya memilih Jokowi di detik-detik terakhir atas pertimbangan-pertimbangan yang dia sebutkan ditulisan itu. Saya salut, bukan karena akhirnya dia memilih Jokowi, tapi karena kejujurannya pada hati nurani. Salut kawan, mari berdoa agar yang terbaiklah yang menang. Dan agar yang terbaik pula yang dapat membawa kebaikan bagi bangsa ini kedepannya. Amien.