keterlibatan militer dalam krisis di #mesir kemarin harus diakui melanggar hak asasi manusia. Ratusan jiwa meninggal dunia.
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Tapi coba kita belajar dan membandingkan krisis di #mesir ini dengan krisis serupa yang pernah terjadi di Indonesia
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Tahun 1965, ketika terjadi kudeta oleh Soeharto. Sebenarnya bisa saja terjadi pertumpahan darah dan perang saudara #mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Seorang “bapak” yang dulu anggota lekra pernah bercerita, “kami sudah siap angkat senjata dan tinggal menunggu komando Soekarno,” #mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Tapi apa yang terjadi ketika itu. Soekarno memikirkan kepentingan yang lebih luas. Ia tidak memberikan perintah untuk melawan militer #mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Padahal, pendukung Soekarno sangat banyak. Bukan cuma PKI. Banyak nasionalis yang juga pengikut loyal Soekarno #mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Para pendukung Soekarno itu bersedia melakukan apa saja untuk mempertahankan kekuasaan Soekarno. Tinggal menunggu perintah saja #mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Tapi yang terjadi di #mesir sangat berbeda. Tidak sedikitpun para pimpinan IM dengan lapang hati meminta pendukungnya untuk “mundur”
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Yang terjadi di #mesir, IM berjuang mati matian membela Morsi. Mobilisasi ini bukan tanpa komando bukan dengan sendirinya terjadi.
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Kalaupun pendukung Morsi ini tidak dikomando. Untuk kepentingan yg lebih luas, harusnya pimpinan IM bersikap bijak #mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Seperti bijaknya Soekarno yang TIDAK memberikan komando untuk LAWAN, demi kepentingan yang lebih besar. #Mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Kata “bapak” anggota lekra itu. Kalau kita melawan, tentu korban yang jatuh akan lebih banyak dan Indonesia bisa seperti vietnam #mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Contoh lainnya yang mungkin serupa dengan #mesir bisa dilihat pada saat Gusdur “dikudeta”
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Saya yakin Gusdur bisa saja mengambil komando untuk melawan dan memobilisasi warga NU yg ia miliki #mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Tapi toh, Gusdur tidak melakukan itu. Dan transisi kekuasaan di Indonesia berjalan dengan damai dibandingkan dengan di #mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Sekali lagi. Peranan pemimpin sangat vital jika ingin menghindari korban berjatuhan yang lebih banyak di #mesir
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Saya mengutuk kekerasan militer di #mesir dan tentu tidak setuju dengan cara-cara penggulingan Mursi yang tidak demokratis
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Anyway, mana ada penggulingan yang demokratis ya :-). Back to #mesir dibanding Indonesia, perbedaan mendasar adalah kepemimpinan yang bijak
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013
Akhir kata, semoga krisis di #mesir dapat segera berakhir dan pemerintahan yang demokratis segera terpilih lagi
— Reza Hendrawan (@reza_hendrawan) August 16, 2013