Festival Lampion, Perayaan Keberagaman dan Kantong Kresek

Lantern Festival - Copy

Taman Albert sore hari itu bersolek molek. Di sisi selatan taman, yang berhadapan dengan kampus megahnya Auckland University of Technology, sebuah panggung digelar. Ditengah taman dan sekelilingnya tampak berbagai lampion dengan beragam bentuk dan warna yang cantik. Sementara, Princess Street, jalan disebelah timur taman yang memisahkan taman Albert dengan Kampus Auckland University, harus ditutup untuk menampung puluhan stal makanan dan minuman yang berjajar ditata apik. Musim panas dan taman-taman kota adalah surga bagi Aucklanders. Apalagi untuk hari-hari yang spesial, seperti sore itu, dimana Aucklanders tumplek bleg di Taman Albert untuk menikmati hari terakhir Festival Lampion. Sebuah festival yang digelar setahun sekali untuk merayakan Tahun Baru China di Kota Auckland.

DSC_0167 - Copy

Tidak sulit rasanya menikmati keragaman budaya di Kota Auckland dan bagaimana keberagaman itu dihormati dengan perayaan oleh siapa saja. Salah satunya adalah perayaan Tahun Baru China yang diselenggarakan dengan cukup meriah dan didukung penuh oleh Auckland Council ini. Meskipun yang dirayakan adalah tahun baru bagi Aucklanders keturunan china, tapi semua etnis dan agama berbaur dalam kegembiraan bersama di Taman Albert. Ah, bukankah persaudaraan meski berbeda agama itu adalah cita cita pancasila. Cita-cita mulia yang kita pelajari bertahun tahun dari SD hingga SMA, tapi tidak pernah benar-benar dipraktekkan.

DSC_0168 - Copy

Saya sempat menikmati salah satu jajanan diantara stal stal makanan dari segala penjuru dunia itu. Terus terang saya takjub. Lihat saja, meskipun tumplek bleg seperti dawet, tapi ratusan bahkan ribuan orang yang memadati stal stal di Princess street tersebut tertib membuang sampah sisa makanan mereka pada tempatnya. Auckland Council menempatkan beberapa kontainer sampah sementara disepanjang sisi jalan dan dengan penuh tanggung jawab, Aucklanders membuang sampah sisa makanan mereka ketempat itu. Selesai makan es krim buah yang segar, anak saya memasukkan sisa makanan beserta sendok plastiknya ke kantong kresek untuk dibuang ditempat sampah itu. Ah, sekali lagi, andaikan pancasila benar-benar dipraktekkan, Indonesia tentu sudah lebih maju dari negara ini. Karena sesungguhnya, membuang sampah pada tempatnya adalah pengamalan dari salah satu butir-butir pancasila.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *