The Escape From Huang Shi

The Escape From Huang Shi

Seperti biasanya, diakhir minggu saya selalu menyempatkan diri menonton film bergenre kolosal atau epic. Film yang saya pilih kali ini berjudul, “The Escape From Huang Shi,” yang berlatar belakang tentang karut marutnya negeri china diawal Perang Dunia Kedua pada tahun 1937. Seperti juga film The Hunting Party yang saya tonton beberapa waktu yang lalu. Film ini ternyata juga berdasarkan kisah nyata, seorang wartawan berkebangsaan Inggris lulusan Oxford yang berkelana di daratan China. George Hogg, si wartawan Associated Press itu awalnya hanya mencoba untuk menyelundup ke Kota Nanking meliput penderitaan rakyat china di Kota yang saat itu diduduki oleh tentara Jepang.

George yang diperankan oleh Jonathan Rhys Meyers ini, sempat hampir dipenggal kepalanya oleh seorang serdadu Jepang karena ketahuan memotret aksi brutal tentara Jepang yang Membantai ratusan rakyat China disebuah lapangan Kota Nanking. Beruntung sebelum samurai diayunkan, George diselamatkan oleh milisi komunis pimpinan Jack. Jack yang diperankan oleh Chow Yun Fat ini menurut saya berakting terlalu kalem sebagai seorang gerilyawan. Namun demikian sebagai seorang pimpinan komunis yang intelek, Chow cukup terlihat berwibawa.

Jack Chen The Communist Combatant

George kemudian bertemu dengan seorang perawat Palang Merah, Lee Pearson (Radha Mitchell yang cantik) yang lalu melalui Jack menyarankannya untuk berlindung disebuah tempat di Huang Shi. Ditempat itu George menemukan puluhan anak yatim piatu, korban perang yang depresi, kelaparan dan rentan terhadap penyakit. George bersama-sama dengan Lee kemudian mulai merawat dan mendidik anak-anak itu.

Berbekal keahliannya bercocok tanam, George mencoba berbisnis dengan pedagang opium, Nyonya Wang. By the way, Nyonya Wang ini dengan manis diperankan oleh Michelle Yeoh yang walaupun udah kewut tapi masih cantik juga loch. Melalui pedagang opium itu pula, George mulai bercocok tanam dan menuai simpati dari anak-anak Huang Shi.

Nyonya Wang

Malang tidak dapat ditolak. Peperangan antara tentara Jepang dan Pasukan China akhirnya merambat juga sampai di Huang Shi. George mengambil keputusan yang idenya diperoleh dari buku the silk road hadiah dari Nyonya Wang. ”Anak-anak, kita menghindari perang dengan berjalan ke timur. Tepatnya ke Shandon.” Begitu besarnya perhatian George pada anak-anak, sehingga ia ingin menghindari mereka dari bahaya peperangan. Tapi menurut saya, keputusan dan tindakan George yang membawa anak-anak berjalan kaki melintasi pegunungan adalah juga membahayakan nyawa mereka. Untungnya tidak terjadi apa apa.

Bersama dengan jack dan Lee yang ternyata junkies (kecanduan morfin), George membawa anak-anak berjalan kaki sejauh ribuan kilometer menuju Shandon melewati gunung bersalju dan gurun tak berujung. Sayang drama perjalanan yang seharusnya digambarkan dengan penuh rasa itu kurang terasa. Ada juga beberapa tragedi yang diselipkan dalam perjalanan itu, namun tertutup oleh pemandangan eksotisme pegunungan dan gurun di China.

Yup, meskipun terdapat beberapa kelemahan penjiwaan film yang aslinya berjudul “The Children of Huang Shi,” ini, menurut saya tetap masuk pada kategori layak tonton!

One thought on “The Escape From Huang Shi