Mudahnya merencakanan jaringan perpipaan gravitasi


Menurut kebanyakan orang, merencanakan jaringan perpipaan gravitasi tidaklah mudah. Apakah benar?

Pelatihan Survey dan Desain Alor

“Tapi setelah dicoba, tidak terlalu sulit, kok,” tukas Imanuel Titing, salah seorang peserta pelatihan survey dan desain sarana air minum dengan jaringan perpipaan gravitasi yang berlangsung di Hotel Adi Dharma, Kalabahi, Kabupaten Alor, dari tanggal 11 sampai dengan 15 Agustus 2008 yang lalu. Imanuel, yang akrab dipanggil Ima adalah salah satu peserta dari Kabupaten Alor dari 25 peserta pelatihan lainnya yang berasal dari 5 kabupaten yang berbeda, yaitu Belu, Rote Ndao, Timor Tengah Selatan, Sumba Timur dan Alor sendiri sebagai tuan rumah. “Apabila sudah terbiasa, maka proses perencanaan ini akan terasa seperti sebuah ‘kerja seni’ yang menyenangkan,” tambah Ima yang sudah pernah merencanakan tiga unit jaringan perpipaan di Kabupaten Alor ini

Pelatihan yang dibuka secara resmi oleh Bupati Alor ini merupakan pelatihan bagi tenaga teknis ditingkat kabupaten. Dalam sambutannya, Bupati kembali menegaskan bahwa sudah saatnya sarana air bersih perpipaan untuk pedesaan dikembangkan lebih jauh dengan system sambungan rumah yang dilengkapi dengan alat pengkur debit water meter. Hal ini tentunya untuk menjamin rasa keadilan dalam menggunakan air yang dapat terukur. Lebih jauh, rasa keadilan dalam pemakaian air akan meningkatkan pula keberlanjutan sarana yang sudah dibangun. “Kalau masyarakat desa sudah bisa beli pulsa telpon, mereka pasti juga bisa membayar biaya pemakaian air,” tegas Bupati.

Pelatihan Survey dan Desain Alor 2

Selama lima hari peserta mempelajari cara menghitung kebutuhan air, kehilangan tekanan, merencakanan ukuran reservoir dan sebagainya. Pada tanggal 12 Agustus 2008, peserta diajak berkunjung ke salah satu lokasi yang dalam proses pembangunan jaringan perpipaan gravitasi, yaitu Desa Mawar yang terletak di Pulau Pantar. Selain melihat secara langsung sambungan rumah, bak reservoir, dan pemasangan pipa, peserta juga melakukan praktek survey apangan dengan menggunakan alat seperti Abney hand level dan GPS (Global Positioning System). “Pengalaman yang menarik, melihat proses pembangunan jaringan perpipaan di Desa Mawar yang partisipasi masyarakatnya luar biasa ini,” ujar Jamaludin salah seorang peserta dari Kabupaten Sumba Timur.

Setelah pelatihan, peserta diharapkan mampu melakukan survey dan perencanaan sarana air minum dengan jaringan perpipaan gravitasi di kabupaten masing-masing. “Saya berharap, paling lambat akhir bulan September 2008, desain lengkap 8 desa jaringan perpipaan di 5 kabupaten dapat diselesaikan,” kata Robby Kamarga, WES Specialist unicef. Lebih jauh, ia berharap pembangunan 8 unit jaringan perpipaan tersebut dapat dilaksanakan sebelum akhir 2008. Dipundak para peserta pelatihan survey dan desain, tanggung jawab itulah yang harus dipikul. Semoga sukses kawan! @rz

(Catatan: Lagi males nulis nih, jadi posting tulisan lama dan di timestamp @ 15/August/08)